1
SEJARAH
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA.
Assalamu’alaikum Wbr. Wb.
Marilah terlebih dahulu kita
panjatkan puji syukur kepada Allah SWT. yang telah
memberikan hidayat, taufik dan
barakah-Nya pada kita semua sehingga dapat menghadiri
suatu kegiatan yang penting
mengenai Pengayaan Materi Pelajaran Sejarah Islam di
Indonesia yang diselenggarakan
Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Kabupaten Bogor,
Dinas Pendidikan Pemerintah
Kabupaten Bogor, dan Kantor Departemen Agama
Kabupaten Bogor. Marilah juga
kita sampaikan salawat dan do’a kepada Nabi Besar
Muhammad SAW. beserta
keluarganya, para sahabatnya yang telah membimbing serta
membina serta membimbing umatnya
melalui agama Islam sebagai pedoman bagi
kehidupan baik di dunia maupun di
akhirat, Kepada pimpinan ketiga Lembaga
peyelenggara kegiatan yang
penting ini kami ingin menyampaikan rasa terimakasih atas
kepercayaannya untuk menyampaikan
sebuah tema yang telah diberikan yaitu” Sejarah
Perkembangan Islam Di Indonesia”
yang mudah-mudahan dapat memberikan tambahan
Pengayaan Materi Pelajaran
Sejarah Islam di Indonesia.
Untuk membicarakan Sejarah Islam
di Indonesia mengingat materi yang sangat
luas dan mengingat waktunya yang
terbatas maka perkenankan kami dalam tulisan ini
hanya ajan menyampaikan
polol-pokok permasahannya yang meliputi:
1. Kedatangan Islam ke Indonesia
dan proses penyebarannya;
2. Pertumbuhan dan Perkembangan
Kesultanan-Kesultanan di Nusantara;
2
3. Kesmpulan dan Upaya
Menumbuhkan Citra Kejayaan Islam
.
II. Uraian
Singkat
1. Kedatangan
dan Penyebaran Islam di Indonesia ada teorii yang
berpendapat baru abad ke-13 M.
yang dikemukakan oleh Snouck Hurgronje dan lainnya,
dan yang berpendapat sudah sejak
abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 Masehi yann
antara lain dikemukakan W.P.
Groeneveldt, Syeikh Muhammad Naguib Al-Attas, S.Q.
Fatimi, Hamka, Uka Tjandrasasmita
dll. Masing-masing golongan membuat
argumentasinya. Tetapi
bagaimanapun kami berpendapat yang benar abad ke-1 H. atau
abad ke-7 M. dan langsung dari
Arabia (Kami telah membicarakan kelemahankelemahan
teori abad ke-13 M. dalam Sejarah
Nasional Indonesia III, sejak tahun 1975
dan seterusnya serta dalam
berbagai tulisan lainnya. Kedatangan Islam awalnya melalui
perdagangan Internasional dan
penyebaran atau penyampaiannya secara lebih mendalam
oleh para da’i dan para wali (Di
Jawa Wali Sanga) yang berasal dari luar atau dari
Indonesia sendiri. Waktu
kedatangan dan penyebaran Islam di Indonesia melalui
beberapa fase dan yang abad ke-7
M. baru di bagian Barat Indonesia saja, Penyebaran
Islam di Indonesia bahkan di
wilayah Asia Tenggara berjalan dengan damai sesuai
dengan prinsip-prinsip konsep
Islam. Proses Islamisasi melalui berbagai jalur :
Perdagangan, Pernikahan, Memasuki
birokrasi, Sufisme, Pendidikan (Pesantren),
Kesenian.
2. Pertumbuhan
dan Perkembangan Kesultanan-Kesultanan di Indonesia
Setelah terjadi proses penyebaran
Islam lambat laun tumbuh dan berkembang
Keultanan-Kesultanan dengan
dinamika sejarahnya dalam berbagai aspek:social- politik,
social ekonomi-perdagangan,
social keagamaan dan kebudayaan. Dalam bidang socialpolitik
biasanya terjadi pergantian
kekuasaan yang mulus tetapi kadang-kadng tidak
mulus. Tidak mulus disebabkan
terjadinya perebutan kekuasaan di kalangan keluarga;
dan juga kadang-kadang karena
hasutan politik dari luar dari pihak yang menginginkan
penjajahan termasuk bidang
monopoli perdagangan. Dalam menjalankan politik
pemerintahan Kesultanan mempunyai
system birokrasi yang cukup lengkap, tetapi jika
mulai dimasuki system birokrasi
Barat (dari Penjajah) mulai terjadi perlawanan. Tumbuh
3
dan berkembangnya Kesultanan –Kesultanan
di Indonesia tidak menunjukkan persamaan
kaena ada yang sejak abad ke-16,
17 dan ke-18 M.mulai memudar bahkan pada awal
abad ke-19 M. mulai di bawah
lindungan pemerintahan jajahan (terutama Belanda sejak
VOC –Hindia Belanda) dan ada yang
baru awal abad ke 20 M. contohnya Kesultanan
Aceh Darussalam baru dikuasai
Hindia-Belanda. Bahkan pada abad ke-19 M. di manamana
timbul gerakan social dan
keagamaan misalnya Pemberontakan Cilegon, Perang
Padri, Pemberontakan Antasari,
dan di daerah-daerah lainnya. Pemberontakan atau
perlawanan-perlawanan terhadap penjajah
tersebut umumnya dipimpin para Kiai atau
Ulama. .
Di antara sejumlah Kesultanan di
Indonesia yang pada abad ke-17 M. mencapai
keemasan dilihat dari berbagai
aspek kehidupan: politik, ekonomi-perdagangan,
keagamaan dan kebudayaan: ialah
Kesultanan Aceh Darussalam semasa Sultan Iskandar
Muda, Kesultanan Mataram semasa
Sultan Agung Hanyakrasusumo, Kesultanan Banten
semasa Sultan Ageng Tirtayasa,
Kesultanan Gowa semasa Sultan Hasan Uddin. Dapat
kita catat tentang kemajuan
keagamaan terutama yang memberikan warisan kesasteraan
agama Islam mengenai berbagai
hal: Taugid, Tasawuf dan Tarekatnya, Fikh, Musyah Al-
Qur’an, dan lainnya ialah
Kesultanan Aceh Darussalam, kemudian Kesultanan Banaten.
Aceh terkenal dengan para ulama
besarnya dan tempat berguru para kiai sebelum pergi
menenuaikan ibadah haj, karena
itu sering digelari Aceh Serambi Mekkah. Di Aceh
hidup Hamzah Fansuri (w. 1527
M.), Syamsuddin As-Sumaatrani (abad 17 M.),
Nuruddin Ar-Raniri ( abd-17 M.),
Abdurrauf As-Singkili (abd 17 M.)dan lainnya. Dari
Aceh mulai sastra keagamaaan
Islam yang ditulis dalam huruf Jawi berbagasa Melayu
dan tersebar ke berbagai daerah
Indonesia: di Sumatara, di Bima, Maluku, Sulawesi-
Buton, Kalimantan. Demikian pula
pengaruhnya ke Banten , Cirebon dan lainnya. Pada
abad 17 dan 18 Masehi hubungan
atau jaringan kuat antara ulama-ulama Timur Tengah
dan Melayu-Indonesia. KItab-kitab
Fikh yang tersebar sejak masa lampau di Indonesia
telah banyak dibicarakan dan
dapat kami catatan pada umumnya di Kesulatanan-
Kesultanan di Indonesia
menerapkan Syari’ah terutama di bidang Ubudiyah, Muamalah
dan Hudud, tetapi dalam bidang
Jinayah tidak kecuali satu masa di Kesultanan Aceh
Darussalam semasa pemerintahan
Sultan Iskandar Muda (1607-1636 tetapi kemudian
4
dihapus mada masa Iskandar Thani
(baca Denys Lombard: Kerajaan Aceh Zaman Sultan
Iskanda Muda (1607-1636),
KPG-EFEO 2006, hlm. 118-119)
Hubungan perekonomian dan
perdagangan antar Kesultanan di Indonesia dan
antar Bangsa dengan negeri-negeri
di Asia Tenggara, Di Timur Jauh: Cina, Jepang dan
lainnya dan juga dengan Timur
Tengah: Arabia, Persi (Iran), Irak, Turki, Mesir dan
lainnya berjalan terus sekalipun
penah dirintangi oleh politk monopoli perdagangan
Portugis dan Belanda. Setelah
penjajahan VOC dan kemudian Hindia Belanda praktis
beberapa Kesulatanan perekonomian
dan perdagangannya beralih kepada penjajah
kecuali Aceh baru pada awal abad
ke-20 awal. Hubungan-hubungan ekonomi
pedagangan dengan negeri-negeri
Islam diperkuat juga dengan hubungan persabatan
dalam menghadapi penjajahan.
Dapat pula kita catatat bahwa
meskipun penjajahan VOC-Hindia Belanda
merupakan factor keruntuhan bagi
Kesultanan-Kesultanan di Indonesia namun
perlawanan dengan cara
pemberontakan seperti telah dikatakan di atas berjalan terus.
Untuk merintangi atau menghalangi
kegiatan-kegiatan Islam di berbagai bidang
Pemerintah Hindia Belanda
misalnya dalam bidang ibadah haj dikeluarkanlah Haji
Ordonansi 1922 yang sebanarnya
merugikan umat Islam Indonesia. Demikian pula di
bidang pendidikan muncul Ordonnansi
Guru, 1925. Politik penjajahan Belanda untuk
merintangi berbagai upaya bagi
umat Islam telah diatur pula oleh Het Kantoor voor
Inlandsche Zaken , tetapi anehnya
lebih mengatur kehidupan keagamaan yang dianut
bangsa Indonesia yang dapat kita
perhatikan dalam disertasi H. Aqib Suminto “ Politik
Islam Hindia Belanda” LP3S, 1986.
Mengenai keberadaan pendidikan
zaman Penjajahan Belanda dengan berbagai
gerakan pendidikan sebagai lawan
perimbangan terhadap system pendidikan yang
diciptakan Penjajahan Belanda
misalnya tumbuh dan berkembangnya pendidikanpendidikan
Islami yang dipelopori oleh
Syaikh Ahmad Khatib, Syaikh Thahir Jalaluddin,
Syaikh Mugammad Jamil Jambek dll
di daerah Minangkabau dan di antara lain yang
berpengaruh ialah pendidikan
Surau Jembatan Besi. Demikian juga di Jakarta waktu itu
tahun 1905, Muhammadiyah di
Yogyakarta, Haji Abdulkarim dengan Hayatul Qulub di
Majlengka, dan gerakan-gerakan
pendidikan sebagai pembaruan untuk pendidikan Islam.
5
(Baca: Deliar Noer: Gerakan
Modern Islam di Indonesia 1900-1942.). Demikian pula
dibicarakan hal-hal berhubungan
dengan gerakan politik dari tahun tahun tersebut.
Setelah jaman Penjajahan Belanda
bagaimana kehidupan politik dan lainnya
dalam Islam di Indonesia pada
zaman Pendudukan Jepang, kita akan mendapat gambaran
bagaimana dari salah sebuah buku
yang juga menerangkan tentang segi positif dan sefi
negatifnya tindakan Pemerintah
Pendudukan Jepang, terlebih yang diakibatkan tindakantindakan
Jepang yang menyebabkan
penderitaan rakyat yang juga menimbulkan
pemberontakan-pemberontakan di
beberapa tempat (Baca: Harry J. Benda “Bulan Sabit
Dan Matahari Terbit. Islam
Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang.” Pustaka Jaya,
1985). Selanjutnya kita akan
sampai pada pebicaraan tentang Islam sejak Kemerdekaan
Indonesia terutama masalah
perjuangan Islam masa modern dari sekitar tahun 1945
sampai 1965 an setelahnya. B.J.
Bolland dalam “ The Struggle Of Islam In Modern
Indonesia” 1971, telah memberikan
gambaran gerakan-gerakan politik Islam di zaman
sejarah Indonesia modern itu dan
dampaknya terhadap kehidupan setelah 25 tahun sejak
merdeka. Boland dalam kajiannya
melakukan pendekatan sosiologis yaitu dari segi awal
idea-idea dunia Islam dan
sejarahnya untuk mengetahui sejauh dan bagaimana fungsifunsi
Islam sebagai kekuatan yang hidup
di Indonesia baru. Sehubungan dengan itu
dikatakan pelunya serta akan
berhasil jika dilakukan pendekatan perkembangannya
selama duapuluh limatahun dan
dari sudut inilah untuk memperoleh beberapa bahan
tentang kegiatan-kegiatan Islam
secara spesifik, problema-problema serta
kecenderungan-kecenderungannya.
Menarik perhatian kita bahwa Boland memberikan
gambaran kepada kita kecuali
tentang perkembangan Islam 25 tahun juga memberikan
gambaran pembagian gambaran
politik tahun 1945-1955, kemudian masa penguatan
kedalam komunitas Islam sendiri
sampai peningkatannya (1955-1965), dan masa setelah
30 September 1965.
III. Kesimpulan
dan Upaya Menumbuhkan Citra Kejayaan Islam
Jikalau kita amati perjalanan
Sejarah Islam di Indonesia dari masa ke masa sejak
kedatangan, proses penyebaran
sampai zaman tumbuh dan berkembangnya Kesultanan
Kesultanan bahkan mencapai
keemasannya terasa telah terjadinya dinamika histories
yang menggembirakan.. Di zaman
Keemasan Kesultanan-Kesultanan di Indonesia
6
sebagaimana telah dicontohkan
terutama abad ke-17 M. telah memberikan warisan
sejarah yang gemilang dalam
berbagai aspek: Sosial- politik Sosial-ekonomiperdagangan,
Sosial –keagamaan dan kebudayaan,
ternyata telah memberikan citra yang
dapat dibanggakan. Namun demikian
setelah mulai dimasuki pengaruh baik politik,
ekonomi-perdagangan maupun system
pemerintahan maka umat Islam mengalami
keresahan yang akibatnya muncul
perlawanan atau pemberontakan melwan politik
penjajahan baik melalui gerakan
politik mapun gerakan keagamaan dan gerakan
pendidikan. Namun upaya
perjuangan masyarakat Musilm di bawah pimpinan para ulama
itu mengalami kegagalan akibat
berbagai factor antara lain: perselisihan internal yang
kemudian dimasuki politik divide
et empera, pemisahan persatuan antara ulama dan
umara, antara perjuangan dari
satu daerah dengan daerah lainnya belum ada persatuan,
pendidikan masyarakat yang dengan
sengaja oleh pokitik Belanda dibedakan terutama
menuju sekulerasmi dengan
pengawasan ketat terhadap pendidikan non-pemerintah yang
berlandaskan keagamaan dsb.
Demikian secara garis besar nasib
umat Islam di Indonesia selama penjajahan dan
bagaimana seharusnya untuk masa
kini dan mendatang untuk menumbuhkan citra
kejayaan Islam kita Indonesia,
mungkin perlu diusahakan:
1) Terpeliharana uhuwah Islamiah
di kalangan umat Islam Indonesia khususnya
dan umat Islam di dunia pada
umumnya;
2) Melakukan serta meningkatkan
kehidupan keagamaan bagi kehidupan dan kesejahteraan
dunia dan akhirat dengan
berpedoman kepada isi dan maknanya
Al-Qur’an dan Hadis serta
ajaran-ajaran dalam Syari’ah;
3) Memperjuangkan keadilan serta
menegakkaanya untuk mencapak ketertiban,
keamanan, kenyamanan serta
kebahagiaan umat Islam;
4) Mengupayakan kemajuan dalam
pendidikan keagaamaan baik formal maupun
Non-formal demi kecerdasan
umatnya serta ketakwaannya kepada Allah SWT.
5) Memajukan bidang seni-budaya
Islami melalui berbagai kegiatan di kalangan
anak-anak, remaja serta dewasa
umat Muslim.
Demikianmasalah serta pokok-pokok
berkenaan dengan thema yang telah kami
7
kemukakan di atas. Semoga
bermanfaat bagi kita semua dan terimakasih atas segala
perhatian Bapak-Bapak, Ibu-Ibu
serta Saudara-Saudara. Wa billahi taufik wal hidayah,
wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Referensi Bacaan
1. Uka Tjandrasasmita (ditor
Khusus): Jaman Pertumbuhan Dan Perkembangan
Kerajaan-Kerajaan
Islam Di Indonesia. Dalam Sejarah Nasional Indonesia
III. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan bp Balai Pustaka, Jakarta
1993.
2. -------Pertumbuhan dan
Perkembangan Kota-Kota Muslim di Indonesia. PT. Menara
Kudus, Jakarta, 2000.
3………Peneliian Arkeologi Islam
di Indonesia Dari Masa ke Masa. PT. Menara Kudus,
Jakarta, 2000.
4. ……..Kajian Naskah-Naskah
KLasik dan Penerapannya bagi Kajian Sejarah Islam di
Indonesia.Puslitbang
Lektur Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen
Agama R.I., Jakarta 2006.
5. Azyumardi Azra: Jaringan
Ulama Timur Tengahdan Kepulauan Nusantara Melacak
Akar-Akar
Pembaruan Pemikiran Islam di Indonesia. Penerbit Mizan, 1994.
6. Maartin van Bruinessen: Kitab
Kuning Pesantren dan Tarekat. Tradisi=Tradisi Islam
di Indonesia. Mizan, Bandung,
1995.
7. H.J. de Graaf- Th.G.Th.
Pigeaud: Kerajaan-Keraajaan Islam Di JawaPeralihan Dari
Majapahiy Ke
Mataram.Seri
Terjemahan Javanologi, 1986.
8. Denys Lombard: Kerajaan
Aceh Zaman Sultan Iskandar Muda (1607-1636).Diterje –
mahkan oleh Winarsih Arifin.
KPG.Kepustakaan Populer Gramedia- Forum Jakar
ta- Paris-EFEO, Jakaarta, 2006.
9. Harry J. Benda:Bulan
SabitDan Matahari Terbit Islam Indonesia Pada Masa Pendudukan
Jepang Pustaka Jaya,
1985.
10. H. Aqib Suminto: Politik
Islam Hindia Belanda Het Kantoor voor Inlandsche Zaken
LP3ES, Jakarta 1985.
8
11. Deliar Noer: Geraakan
Modern Islam di Indonesia. 1900-1942.LP3 ES., Jakarta 1980
12. B.J. Boland: The Struggle
Of Islam In Modern Indonesia. The Hague Martinus Nijhoff,
1971.
9
Ssumber:
Oleh:
H. Uka Tjandrasasmita
Dosen Fak. Adab
dan Humaniora /
Sekolah Pasca
Sarjana UIN Syarif Hidayatullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar